-->

b. Cara membuat kalimat to be past dalam bahasa Inggris

Posting Komentar

tip penggunaan to be past dalam bahasa inggris
-
To be past adalah bentuk kalimat yang menggunakan to be was dan were untuk membuat kalimat yang telah terjadi dan akan berlanjut untuk waktu yang lama ke depannya. Was digunakan untuk subjek i, she, he, dan it, dan were digunakan untuk subjek;  we, they dan you.
Subjek i yang menggunakan to be am dan subjek she, he, dan it yang menggunakan to be is pada kalimat to be verb, maka pada kalimat to be past kedua to be (am dan is) diganti dengan to be past was. Sedangkan pada subjek you they dan we, adalah subjek yang menggunakan to be are pada kalimat to be verb, maka pada pada pola kalimat to past diganti menjadi to be were.
Oke sampai di sini, jelas?
Ingat saja!
Untuk subjek i,  apabila kejadian sedang, berarti kamu menggunakan to be am. Contoh kalimat: I am happy. Sedangkan bila kejadiannya telah terjadi dan akan berlangsung lama maka kamu gunakan to be was. Contoh kalimat: I was happy.
Untuk subjek, she, he dan it, apabila kejadiannya sedang, maka kamu menggunakan to be is. Contoh kalimat: She is happy. Sedangkan bila kejadiannya telah terjadi dan akan berlanjut lama, maka to be yang digunakan ialah to be past was. Atau sama dengan to be i.


Dan untuk subjek they, we, dan you, dalam kalimat be verb kita menggunakan to be are. Dalam kalimat: You are happy. Sedangkan bila kejadiannya telah terjadi dan akan berlanjut lama, maka diganti dengan to be past were. Sehingga kalimatnya akan seperti ini: We were happy.
So simple, kan?
Sekali lagi. Untuk membuat kalimat to be past atau kejadian yang telah terjadi dan akan berlanjut lama, digunakan to be past was untuk subjek i, she, he dan it. Sedangkan untuk subjek we, they, dan you menggunakan to be past were. Ok, bisa diingat?
Untuk membuat kalimatnya, ada dua tahapan yang perlu diperhatikan, yaitu: Apa bila kejadiannya membahas tentang kata sifat maka pola kalimatnya seperti ini: S+WAS+Kata Sifat (ks)
Contoh:
I was angry. 
She was angry. 
He was, angry, 
It was angry.  
They were angry 
We were angry 
You were angry.
Dan, apabila kalimatnya membahas tentang  kata benda maka pola kalimatnya akan seperti ini: S+WAS+Article+Kata Benda (kb).
Contoh
I was a teacher. 
She was a teacher. 
He was  a teacher. 
Marya was a teacher. 
They were the eachers. 
We were the teachers 
You were a teacher.
Pada kalimat, "i was a teacher" adalah kalimat yang membahas tentang kata benda. I adalah subjek, was adalah to be past untuk subjek i, a adalah article untuk benda yang berjumlah tunggal atau satu, dan teacher adalah kata benda dari kata kerja teach.


Tahu bagaimana kata kerja berubah menjadi kata benda, dan bagaimana cara menggunakan article a, an, dan teh? Kalau memang masih kurang jelas, sebaiknya baca juga artikel ini: Caramengubah kata kerja menjadi kata benda. Dan, cara penggunaan articel dalambahasa inggris. Ok.
To be past, juga dapat diubah menjadi kalimat negative dengan cara menambahkan not di depan to be past.
Contoh: 
She was not a teacher/dia adalah bukan seorang guru. They were not happy/mereka sedang tidak bahagia..
Pada kalimat dia tas terlihat bahwa, kata  not diletakkan di depan to be past. So, kamu jangan mengubah posisinya. Ok?
Oyah, omong-ngomong kalau admin mengatakan. I was not happy. Itu artinya, saya sedang menjadi  orang yang tidak bahagia atau saya sudah menjadi orang yang bahagia?
Yap, artinya saya sudah menjadi orang yang tidak bahagia. Atau, dari yang tadinya bahagia ke tidak bahagia. Dan ketidakbahagiaan itu, akan berlanjut lama. Alias kegalauan saya akan lama.
Terus kenapa kita tidak menggunakan kalimat to be verb aja? Contohnya: I am not happy.
Seperti yang kita tahu bahwa, "i m not happy" adalah pola kalimat negatif dari to be verb. Yang artinya to be verb ini adalah kalimat yang sedang berlangsung namun sifatnya sementara. Bisa saja, saat itu saya sedang tidak bahagia, tapi setelah beberapa jam berlalu, saya kembali normal dan sudah bisa bahagia lagi. Nah, kalau kalimatnya “ i was not happy” berarti kalimat itu adalah kalimat yang menunjukkan bahwa saya tidak akan happy lagi untuk waktu yang lama. Dan, bisa saja akan terjadi sumur hidupku. Contoh paling akurat adalah “he wa crazy/dia telah menajadi orang gila”. Nah, pada kalimat itu, berarti kalimatnya mengatakan orang tersebut sudah gila dan kemungkinan untuk sembuhnya akan lama.
Contoh kedua pada kalimat, "i was not a teacher/saya telah menjadi bukan seorang guru".  Artinya, dulu saya pernah menjadi pengajar, tapi sekarang ini saya sudah berhenti menjadi pengajar. Beda kalau kalimatnya “i am not a teacher”.  Pada kalimat itu mengatakan bahwa, orang itu memang tidak pernah menjadi seorang guru atau memang dari dulu sekali, ia bukanlah seorang guru.
Oke sampai di sini, paham?
Pada kalimat to be past, juga dapat digunakan untuk kalimat interrogative atau kalimat tanya, dengan cara mengedepankan to be past were dan was dan menambahkan tanda tanya (?) di akhir kalimat.
Misalnya, pertanyaan ini dibuat untuk meneliti ketidakpercaayaan. Contoh: Dulunya ia adalah orang yang melamar untuk menjadi PNS guru sekolah. Kebetulan pendaftarannya mujur dan berhasil dinobatkan sebagai guru tetap alias PNS (pegawai negeri sipil). Pasti rasa kaget, senang  dan tidak percaya akan bergejolak di kepalanya. Nah, saat itu dia baru bisa bilang:
Was i a teacher/apakah saya  telah menjadi seorang guru?
Tadinya ia bukan seorang guru, tapi hari ini, ia telah menjadi seorang guru. Beda dengan kalimat, “am i a teacher?” Bentuk kalimat tanya dari to be verb.
Pada kalimat to be verb, “am i a teacher?” Adalah kalimat yang artinya hanya penjelasan mengenai tentang dirinya.
Sebagai gambaran harap pahami cerita berikut:
Rani membawa buku dan pulpen sambil berlari ke tempat kakaknya yang judes itu. “Kak, ajarin Rani!”
Riang adalah seorang kakak yang memang terkenal judes dan sama sekali tidak peduli dengan adiknya, dengan acuhnya ia berkata, “Am i a techer?”
Pada dialog itu, kalimat "am i a teacher?" adalah kalimat tanya yang menggunakan to be verb. Akan berbeda jika kalimatnya  dalam bentuk to be past seperti di bawah ini.
Telepon itu berdering dengan nyaring di samping Rina. “Halo!” jawab Rina sembari memosisikan telepon itu di telinga kanannya.


Terdengar dari telepon itu. “Rina, in aku, Maya.”
“Yah, kenapa, May, ko pake nomor baru?”
Masih dengan nada yang beringas, bahkan Maya tidak peduli dengan apa yang ditanyakan Rina. “Rina, kamu lulus!!! Namamu ada di pengumuman!!!” Jelas terdengar bahwa pita suara Maya di seberang telepon sana cukup lantang. Sepertinya setengah berteriak.
Rina juga ikut senang bukan main mendengarnya, walau masih belum terlalu yakin. “May, coba diperiksa lagi!” Rina sedikit menghela napas lalu melanjutkan, “Siapa tahu bukan aku, May.”
“Rina, aku ini tau, siapa nama panjangmu.” Maya lalu tertawa pelan. “Ini, aku bacakan, ya! Ri-na As-tu-ti-ani. No-mor pe-serta 0-0-5-4.” Maya kembali tertawa girang di balik telepon. “Udah percaya?”
Rasa bahagia yang tak terhingga mengucur tubuh. Data yang disebutkan oleh sahabatnya di seberang sana adalah nyata miliknya.  Rina menangis haru. Sejenak mengurai ari mata dan lalu berkata, “Was i a teacher?”
"Yes you was." Maya pun menjawabnya meski sebenarnya pertanyaan itu tidak ditujukan padanya.
Mengerti, kan? Kamu sudah bisa membedakan mana to be verb dan man to be past?
Semoga gambaran cerita di atas, kamu dapat menggunakan kalimat to be past dengan benar, dengan posisinya yang tepat. Karena kamu juga telah menguasai to be verb, maka sebelum menggunakan kalimat to be past, sebaiknya kamu intip terlebih dahulu, ini to be verb atau to be past? Dan gunakanlah pada waktu dan posisi yang tepat.
Ok? Harapnya admin tidak melakukan kesalahan. Namun bila itu terjadi, mohon pencerahannya di kolom komentar. 
Sumber referensi www.talkenglish.com
Belajarlah dengan keras anak muda. Assalmualaikum warahmatullahi wabarakathu. 

OD Riadi
Hai, saya akan berterimakasih sekali jika berkenang memberikan tanggapan atau komentar perihal artikel ini. Bila sempat, mohon bagikan ke sosmed berikut, supaya teman kamu juga tahu.

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter