- |
Subjek i yang
menggunakan to be am dan subjek she, he, dan it yang menggunakan to be is pada kalimat to be verb, maka pada kalimat to be past kedua to be (am dan is) diganti
dengan to be past was. Sedangkan pada subjek you they dan we, adalah subjek
yang menggunakan to be are pada kalimat to be verb, maka pada pada pola kalimat to past diganti menjadi to be were.
Oke
sampai di sini, jelas?
Ingat saja!
Untuk
subjek i, apabila kejadian sedang, berarti
kamu menggunakan to be am. Contoh kalimat: I am happy. Sedangkan bila
kejadiannya telah terjadi dan akan berlangsung lama maka kamu gunakan to be
was. Contoh kalimat: I was happy.
Untuk
subjek, she, he dan it, apabila kejadiannya sedang, maka kamu menggunakan to be is. Contoh kalimat: She is happy. Sedangkan bila kejadiannya telah terjadi dan
akan berlanjut lama, maka to be yang digunakan ialah to be past was. Atau sama dengan
to be i.
Dan untuk
subjek they, we, dan you, dalam kalimat be verb kita menggunakan to be are.
Dalam kalimat: You are happy. Sedangkan bila kejadiannya telah terjadi dan akan
berlanjut lama, maka diganti dengan to be past were. Sehingga kalimatnya akan seperti ini: We
were happy.
So simple, kan?
Sekali lagi. Untuk membuat
kalimat to be past atau kejadian yang telah terjadi dan akan berlanjut lama, digunakan to be past was untuk subjek i, she, he dan
it. Sedangkan untuk subjek we, they, dan you menggunakan to be past were. Ok, bisa diingat?
Untuk
membuat kalimatnya, ada dua tahapan yang perlu diperhatikan, yaitu: Apa bila
kejadiannya membahas tentang kata sifat maka pola kalimatnya seperti ini: S+WAS+Kata Sifat (ks)
Contoh:
I was angry.
She was angry.
He was, angry,
It was angry.
They were angry
We were angry
You were angry.
Dan,
apabila kalimatnya membahas tentang kata
benda maka pola kalimatnya akan seperti ini: S+WAS+Article+Kata Benda (kb).
Contoh
I was a teacher.
She was a teacher.
He was a teacher.
Marya was a teacher.
They were the eachers.
We were the teachers
You were a teacher.
Pada
kalimat, "i was a teacher" adalah kalimat yang membahas tentang kata benda. I adalah
subjek, was adalah to be past untuk subjek i, a adalah article untuk benda
yang berjumlah tunggal atau satu, dan teacher adalah kata benda dari kata kerja
teach.
Tahu
bagaimana kata kerja berubah menjadi kata benda, dan bagaimana cara menggunakan article
a, an, dan teh? Kalau memang masih kurang jelas, sebaiknya baca juga artikel ini: Caramengubah kata kerja menjadi kata benda. Dan, cara penggunaan articel dalambahasa inggris. Ok.
To be
past, juga dapat diubah menjadi kalimat negative dengan cara menambahkan
not di depan to be past.
Contoh:
She
was not a teacher/dia adalah bukan seorang guru. They were not happy/mereka
sedang tidak bahagia..
Pada
kalimat dia tas terlihat bahwa, kata not
diletakkan di depan to be past. So, kamu jangan mengubah posisinya. Ok?
Oyah, omong-ngomong kalau admin mengatakan. I was not happy. Itu artinya, saya
sedang menjadi orang yang tidak bahagia
atau saya sudah menjadi orang yang bahagia?
Yap,
artinya saya sudah menjadi orang yang tidak
bahagia. Atau, dari yang tadinya bahagia ke tidak bahagia. Dan ketidakbahagiaan
itu, akan berlanjut lama. Alias kegalauan saya akan lama.
Terus
kenapa kita tidak menggunakan kalimat to be verb aja? Contohnya: I am not happy.
Seperti yang kita tahu bahwa, "i m not happy" adalah pola kalimat negatif dari to be verb. Yang
artinya to be verb ini adalah kalimat yang sedang berlangsung namun sifatnya sementara. Bisa saja, saat itu saya sedang tidak bahagia, tapi setelah beberapa
jam berlalu, saya kembali normal dan sudah bisa bahagia lagi. Nah, kalau
kalimatnya “ i was not happy” berarti kalimat itu adalah kalimat yang
menunjukkan bahwa saya tidak akan happy lagi untuk waktu yang lama. Dan, bisa saja
akan terjadi sumur hidupku. Contoh paling akurat adalah “he wa crazy/dia telah
menajadi orang gila”. Nah, pada kalimat itu, berarti kalimatnya mengatakan orang
tersebut sudah gila dan kemungkinan untuk sembuhnya akan lama.
Contoh kedua pada kalimat, "i was not a teacher/saya telah menjadi bukan seorang guru". Artinya, dulu saya pernah menjadi pengajar, tapi sekarang ini saya sudah berhenti menjadi pengajar. Beda kalau kalimatnya “i
am not a teacher”. Pada kalimat itu
mengatakan bahwa, orang itu memang tidak pernah menjadi seorang guru atau memang
dari dulu sekali, ia bukanlah seorang guru.
Oke
sampai di sini, paham?
Pada
kalimat to be past, juga dapat digunakan untuk kalimat interrogative atau kalimat
tanya, dengan cara mengedepankan to be past were dan was dan menambahkan tanda tanya (?) di akhir kalimat.
Misalnya, pertanyaan
ini dibuat untuk meneliti ketidakpercaayaan. Contoh: Dulunya ia adalah orang
yang melamar untuk menjadi PNS guru sekolah. Kebetulan pendaftarannya mujur dan
berhasil dinobatkan sebagai guru tetap alias PNS (pegawai negeri sipil). Pasti
rasa kaget, senang dan tidak percaya
akan bergejolak di kepalanya. Nah, saat itu dia baru bisa bilang:
Was i a
teacher/apakah saya telah menjadi seorang
guru?
Tadinya
ia bukan seorang guru, tapi hari ini, ia telah menjadi seorang guru. Beda dengan kalimat, “am
i a teacher?” Bentuk kalimat tanya dari to be verb.
Pada
kalimat to be verb, “am i a teacher?” Adalah kalimat yang artinya hanya
penjelasan mengenai tentang dirinya.
Sebagai gambaran harap pahami cerita berikut:
Rani
membawa buku dan pulpen sambil berlari ke tempat kakaknya yang judes itu. “Kak,
ajarin Rani!”
Riang
adalah seorang kakak yang memang terkenal judes dan sama sekali tidak peduli dengan
adiknya, dengan acuhnya ia berkata, “Am i a techer?”
Pada
dialog itu, kalimat "am i a teacher?" adalah kalimat tanya yang menggunakan to be verb. Akan berbeda jika kalimatnya dalam bentuk to be past seperti di bawah ini.
Telepon
itu berdering dengan nyaring di samping Rina. “Halo!” jawab Rina sembari
memosisikan telepon itu di telinga kanannya.
Terdengar
dari telepon itu. “Rina, in aku, Maya.”
“Yah,
kenapa, May, ko pake nomor baru?”
Masih
dengan nada yang beringas, bahkan Maya tidak peduli dengan apa yang ditanyakan Rina. “Rina, kamu lulus!!!
Namamu ada di pengumuman!!!” Jelas terdengar bahwa pita suara Maya di seberang telepon sana cukup lantang. Sepertinya setengah berteriak.
Rina juga
ikut senang bukan main mendengarnya, walau masih belum terlalu yakin. “May, coba diperiksa
lagi!” Rina sedikit menghela napas lalu melanjutkan, “Siapa tahu bukan aku, May.”
“Rina,
aku ini tau, siapa nama panjangmu.” Maya lalu tertawa pelan. “Ini, aku
bacakan, ya! Ri-na As-tu-ti-ani. No-mor pe-serta 0-0-5-4.” Maya kembali tertawa girang di
balik telepon. “Udah percaya?”
Rasa bahagia yang tak terhingga mengucur tubuh. Data yang disebutkan oleh sahabatnya di seberang sana
adalah nyata miliknya. Rina menangis haru. Sejenak mengurai ari mata dan lalu berkata, “Was i a teacher?”
"Yes you was." Maya pun
menjawabnya meski sebenarnya pertanyaan itu tidak ditujukan padanya.
Mengerti,
kan? Kamu sudah bisa membedakan mana to be verb dan man to be past?
Semoga
gambaran cerita di atas, kamu dapat menggunakan kalimat to be past dengan
benar, dengan posisinya yang tepat. Karena kamu juga telah menguasai to be verb, maka
sebelum menggunakan kalimat to be past, sebaiknya kamu intip terlebih dahulu, ini to be
verb atau to be past? Dan gunakanlah pada waktu dan posisi yang tepat.
Ok? Harapnya admin tidak melakukan kesalahan. Namun bila itu terjadi, mohon pencerahannya di kolom komentar.
Sumber referensi www.talkenglish.com
Belajarlah dengan keras anak muda. Assalmualaikum warahmatullahi wabarakathu.
Posting Komentar
Posting Komentar